Pages

Minggu, 17 September 2017

Karena AgamaMu yang membuatku jatuh cinta padamu part 2

Assalamualaikum

Alhamdulilah masih bisa bernafas, ucapkan syukur atas nikmat yang di beri Allah SWT. Salawat atas junjungan besar Nabi Muhammad SAW.
I'm back....clingg!!!
lanjut cerita Part 1 yooooo....eeeh subuhan sudah donk...cling....
actually jarak antara part satu dan part dua ini panjang yooo...ya maklum saja...ane sibuk...ane kan yah sebelas dua belas lah sama ibunda Khadijah (tau kan siapa beliau) hahha narzis...oke back to my journey my story..

 

17 Mei 2017 (20 Sya'ban 1438 H) 

 

Sultan Hasanuddin Airport, Makassar, South Sulawesi, Indonesia

 

09.00 am 


Jemaah salah satu travel yang akan membawa saya ke Tanah Haramain telah berkumpul, mengurus segala administrasi keperluan lolos masuk ke wilayah imigrasi...tau kan gimana imigrasi pemeriksaannya (yang pengalaman ke LN pasti tau lah)...oh iya ini perjalanan pertama saya ke negara lain, walaupun jauh di masa lalu saya (cieee masa lalu) begitu banyak negara yang ingin saya kunjungi...tapi Allah berkata lain, doa kecil dalam hati saya 3 tahun lalu dikabulkan Allah, setelah menerima kenyataan saya kembali tidak lolos dalam tes beasiswa ke Australia, sedih pasti, tapi saya adalah salah satu manusia yang dilahirkan dari kandungan seorang ibu yang punya jiwa dan semangat besar....makanya ane juga kayak almarhumah mama ane donk...yah miriplah sifatnya yang tegar...tapi konyolnya ntah saya ikuti sifat siapa...hahhaa bapak ane kaleee yeee...tapi kan bapak ane orangnya sabar pake super (superman kalee) hahaha...back to story...

tadi sampai mana ya?  oke...setelah segala tetek bengek pengurusan adminstrasi akhirnya istirahat sejenak di tempat favorit dan murah meriah bisa kenyang hahaha KFC, benarnya biar menjamu pengantar-pengantar yang kebanyakan anak kecil (ponakan-ponakan) yang selalu membuat ceria hari saya bersama mereka dengan tingkah dan kekonyolan mereka sebagai anak-anak (aaahhh kangen masa kecil)

singkat cerita, pukul 04.00 pm waktu Makassar, akhirnya saya & rombongan kecil (cuma berempat kok...ane, kakak perempuan ane satu2nya, teman kakak perempuan ane satu-satunya, dan kakak teman kakak perempuan ane satu-satunya...nyahooo bacanya hahah) , beserta rombongan travel yang saya juga kurang tahu, kurang mengerti apalagi kenal karena kenalan 300 orang di pesawat itu susyeh, belum termasuk kru pesawat dan mungkin pilot yang ganteng kayak pangeran2 Arab sono (plak bangun).

Maka flight lah saya selama kurang lebih 10 jam di atas pesawat, ane kayak penyiar radio deh,,,,mengudara selama 10 jam bersama saya ina miss sunshine hahahaha. 

Prince Mohammad bin Abdulaziz Airport Medina, Saudi Arabia

 

pukul 08.45 pm (waktu Medina)

Masih di atas udara kota Medina setelah hampir 10 jam mengudara melewati awan-awan di atas negara-negara yang saya tidak ketahui...mungkin saya pun melewati negara India dengan segala acha acha kuch kuch hu ta hai nya...perjalanan yang cukup menyenangkan (karena kerjaku tidur saja betul2 Astuti), menegangkan ketika tiba-tiba pilot pesawat memperingatkan memasang sabuk di kursi, and oooh Ya Allah apa ini...pesawat terguncang hebat seakan mau jatuh ke bawah...cuma bisa pasrah kepada sang pencipta...ingat bapak di Indonesia...kalo ane meninggal di pesawat gimana pikirku...aaah konyol...dan Alhamdulillah kami pun berada di atas udara kota Medina...yang terpikir waktu itu Ya Allah ini kota atau surga...begitu indah..terang...terasa damai perasaan ini...seakan segala masalah selama ini tak ada...hilang tanpa jejak...
 
pukul 09.00 pm 

Pesawat yang membawa kami ke kota Rasullullah ini akhirnya, landing di Prince Mohammad bin Abdulaziz Airport sungguh indah kota mu ya Rasullullah...saking indahnya terlihat...ane yang punya sifat terlalu pede terkadang merasa kayak Tarzan masuk kota...spechless...bahkan kamera dalam tas yang saya sediakan buat hunting foto pun tak mampu saya ambil...seakan ingin menikmatinya sendiri dengan kekaguman sendiri...thats all.

Setelah kembali melewati pemeriksaan imigrasi, Alhamdulillah lancar walau sebelumnya Allah mulai menguji kesabaran saya melalui seorang ibu yang ya ampun saya tidak bisa mengatakan gimana sifatnya saking menahan sabar ini agar tidak merusak hati yang sudah benar-benar siapkan untuk bersih dari segala bentuk yang dapat merusaknya di tanah Haramain ini....tak perlu saya ceritakan...cukup yang baca membayangkan yang terjadi...intinya saya mampu melewati ujian itu dengan penuh kesabaran di luar kesabaran saya seperti biasa, alhamdulillah ya syukurillah.

11.00 pm 

Saya pun keluar dari wilayah pemeriksaan Imigrasi...masih tetap mengangumi keindahan dan tata bangunan airport ini, saking kagumnya saya ditabrak sama orang yang membawa koper-koper jemaah...hahaha...sang porter pun meminta maaf dalam bahasa Arab (cuma ngira dia minta maaf sih, secara bahasa Arab saya hanya bisa Ana, La dan Na'am hahaha) dan cuma bisa memberi senyum termanis saya, semoga dia pun senang melihatnya hahaha walau hati kanget dan malu nya minta ampow dilihat sama jemaah yang lain hihi.
Saya pun keluar dari pintu airport ke parkiran bus sesuai petunjuk leader yang membawa kami, di sambut banyak lelaki (oke di Arab kita akan jarang menjumpai wanita sebagai pekerja di luar area gedung, itu menurut pandangan saya selama di sana). Lelaki-lelaki yang menyambut ini kebanyakan berpakaian jubah ala orang Arab, tapi mereka bukan orang Arab karena mereka pake bahasa Indonesia...yeeee ketemu sesama Indonesia...merdeka....hahaha apa sih...katro....sambil teriak dan bertanya....silahkan silahkan bus apa? saya bengong saja, maksudnya bus apa ya? hahha masih amnesia karena keindahan kota...sebelum saya jawab orang itu pun menjawab sendiri pertanyaannya...oh bus "Ep" (Ep???? kayak gak asing nih huruf....mmmhhh) duh...F kaleee...astagfirullah Ina tidak boleh mencela...ingat ini tanah Haram...batinku...kalo di Indonesia saya sudah terpingkal2 tertawa...upsss.

"Ust, bus "Ep" kata pria yang ukuran badannya ketahuan kalo dia orang Indonesia, kurang lebih 155 cm, berkata sama salah satu pria dekat bus, yang jujur mata saya kurang jelas melihat wajahnya, apa karena daerah situ gelap atau kulit dia yang gelap hihi...disambut lagi oleh pria lain dengan tinggi badan standar bagi laki-laki Indonesia (160an lah kurang lebih), dipersilahkan naik bus, jujur penasaran sama wajahnya, macam senyum yang dikulum...hoho siapa dia???

Dalam bus, saya duduk bagian tengah dekat pintu keluar, secara sebagian sudah terisi, sudahlah, buat nyaman saja yang penting kota ini masih bisa saya nikmati dari dalam bus, tiba-tiba...yak 1,2,3, seseorang menghitung dari pintu masuk bus, saya menoleh, oooh ada jemaah yang diangkat ke dalam bus dan ditempatkan depan tempat duduk saya, mmmhh bapak ini stroke kali ya, kasihan, tapi salut dia dengan wajah semangat menginjak tanah Haram ini...kagum-kagum...tanpa sengaja saya pun menoleh ke orang yang membantu beliau ke atas bus...eeeh itu kan Ustaz yang saya ndak bisa lihat wajahnya karena gelap hahaa (apa sih)...saya pun memberi senyum kepadanya sebagai tanda hormat, dan dibalas pake wajah serius...sumpah pengen banget ngomong "serius amat sih jadi orang, senyum donk", gemes pengen cabit-cabit kertas hahahha untung kembali tertahan buat jahilin orang...astagfirullah...harus banyak istigfar saya.

Hampir 1 jam saya menunggu dalam bus, bosan iya pasti, coba utak atik hape yang sudah mau lowbad pake banget...astagfirullah, saya belum ngabarin bapak kalo saya sudah sampai Medina, jam berapa sekarang di Indonesia...melirik arloji...mmmhhh masih pukul 06.00 am, coba telpon saja walau kemungkinan hape langsung mati...Bismillah...yes nyambung dan bisa dengar suara bapak...mengabarkan kalau saya dan kakak sudah tiba selamat di Medina, dan hape pun mati...Alhamdulillah.

Tak lama kemudian, bus kami pun berjalan, dan terdengarlah suara agak berat dari sound sistem yang tepat di atas kepala saya..."Assalamu Alaikum wrwb, selamat datang di Kota Medina bla bla bla", siapa dia sambil memasang kacamata yang sedari tadi saya buka untuk istirahatkan mata karena masih jetlag. Oooh itu Ustaz yang tadi kan? yang saya ajak senyum malah di kasih wajah serius...oooh dia mutawwif saya, duh Ustaz senyum donk....tuh kan gemes lagi gara-gara liat dia ngasih kata sambutan dengan wajah serius, kadar kemanisan seseorang dilihat dari dia tersenyum...oke fix saya menyimpulkan...mungkin ustaz lagi capek nungguin saya yang jalan layaknya sang Princess Cinderella keluar dari pesawat hahahha (kepedean).

Perjalanan dari Airport ke Hotel yang cukup mengangumkan dengan indahnya lampu-lampu yang hampir tanpa kegelapan...pokoke indah dah...kalo saya cerita semua bisa berhari-hari saya menulis kagak kelar-kelar hahaha...mengangumi kota Rasulullah dari dalam bus sambil mendengar sang Ustaz yang wajahnya serius itu menerangkan sedikit tetang sejarah kota Medina, walau jujur malam itu antara kagum, ngantuk, jetlag kurang mengerti cerita sang Ustaz, tapi tetap coba sadar dan mencoba merangkai kata sendiri di otak, mengkombinasi antara penglihatan sendiri dan pendengaran dari suara berat di depan sana...NB : tidak bisa mengabadikan kota Medina dalam bus, secara Hape andalan lowbad, dan kondisi tubuh yang masih jetlag membuat mood ambil kamera jadi tak berdaya (cieeeh).

11..... pm (lupa tepatnya hampir jam 12 sepertinya)

Alhamdulillah, sampailah rombongan kami di wilayah Masjid Nabawi, aaah masih spechless saking kagumnya dengan kota ini, jet lag yang dari tadi menghantui pun kabur ntah ke mana, dan suara berat di depan masih saja terdengar memberi arahan ke kami untuk menuju hotel penginapan kami nanti.
tibalah kami di hotel, hotel ini tepat di depan jam Gadang (ntah namanya apa), namanya Hotel Andalus, hotel taraf bintang 3 lah kalo di Indonesia (maybe). semua jemaah sibuk mengantri pembagian kunci dan sibuk mencari koper, perasaan jenuh menyelimuti, bosan, seperti biasa saya pun kabur dari rombongan buat rehat sejenak keluar dari hotel. Kembali spechless pake banget, depan saya Mesjid Nabawi, Ya Allah pengen lari ke sana, mutar-mutar happy, menari ala orang2 India, saking spechless nya (plak hanya dalam bayangan saya haha), jiwa petualang menyelimuti ingin berlari ke arah mesjid, tapi tersadar mengingat pesan bapak "jaga kakakmu", niat mewujudkan bayanganku hilang, kembali masuk ke hotel.

finally, 2 jam ngantri lift dan menemukan koper plus kunci kamar, kami pun beristirahat, rebahan sebentar urut2 betis yang sudah kayak pemain bola hahaha.
yeaah kamarku berada lantai paling atas...syukuri saja deh...mau paling atas, tengah, bawah yang penting tidur hahaha.

18 Mei 2017 (21 Sya'ban 1438 H) 

 

03.00 am (wktu Medinah)

Tersentak kaget....astagfirullah sudah subuh...panik buru-buru bangunin seisi kamar...woi telat subuh kataku...sudah azan...waduh...target subuhan pertama di mesjid Nabawi terancam GAGAL (sedih). Kak Onya (teman kakak) terbangun menyadarkan ku "Ina, ini baru jam 3 dini hari, itu azan pertama, azan pengigat buat tahajud" katanya. Iya dia ngerti secara dia sudah pernah melaksanakan ibadah Haji, lah saya kali pertama (pasang wajah polos lugu hahaha). Menyegarkan otak dan bersiap ke mesjid Nabawi, Alhamdulillah tidak gagal subuhan di Mesjid Nabawi, yang dari semalam memang sudah penasaran berat akan bangunan indah peninggalan Rasullullah SAW ini.

03.30 am

Dalam lingkungan mesjid Nabawi, Ya Allah sungguh indah rumahMu, mewek dalam hati, mata berkaca-kaca, saking kagumnya kembali spechless seperti Tarzan masuk kota hehhe. Sebelum ke mesjid, bawalah bekal kantong plastik bukan buat makanan atau apa tapi buat naruh sendal hahhaa itu adalah nasihat salah satu sahabatku yang punya pengalaman umroh, satu hal jangan coba bawa kamera (kecuali Hape) ke dalam mesjid karena itu akan menyebabkan anda di usir oleh Laskar perempuan bercadar dengan galaknya "no camera, no camera" dan bersiaplah hanya bisa sholat dipelataran mesjid. ssshhht dikit rahasia nih, saya berhasil membawa masuk kamera andalan saya ke dalam mesjid sebanyak 2x tanpa ketahuan, kali ke 3 ketahuan dan di usir hahahahha....tapi bawa ke dalam bukan buat foto, hanya takut nyimpan barang berharga di hotel.

05.10 am

Setelah sholat Subuh, kami pun kembali ke Hotel, untuk bersiap sarapan dan mengikuti jadwal rombongan, yang kata info yang di dapat akan ke Raudhah yaitu area di sekitar mimbar yang biasa digunakan oleh Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam untuk berkhutbah, tempat mustajab berdoa memohon kepada Allah (termasuk meminta JODOH yang belum datang menjemput hehe) menurut yang pernah saya baca, riwayat dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda

ما بين قبري ومنبري روضة من رياض الجنة (المعجم الأوسط للطبراني
 
"Di antara kuburanku dan mimbarku terdapat taman (raudhah) di antara taman surga."  (di copas dari om google)


06.45 am

Hotel Andalus
Di Resto buat sarapan, benarnya sarapannya di kamar makan bekal dari rumah yang disiapkan sama tante (kangen almarhum mama, Al-Fatihah) secara setelah pulang dari Subuhan ke Resto buat makan, eeeh makanannya sudah ludes hehehe, sudahlah, toh juga sarapannya nasi, saya tidak terbiasa sarapan berat, untung masih ada jus dan buah tersisa, bawa ke kamar saja lah pikirku.
06.00 am
Sesuai jadwal, kami pun berkumpul di lobi Hotel, menunggu aba2 kita akan dibawa ke mana, seperti biasa bosan melanda hanya duduk dan menunggu jadwal macam gak jelas, simpan siur kalau gak bisa ke Raudah karena banyak orang, hufff gimana nih, mana si Ustaz ya? dari tadi ndak kelihatan? (eeeh ngapain saya cari dia) sudahlah, mending keluar hotel, ngajak kakak jalan2 keliling2 depan hotel. Hotel kami tidak jauh dari area Mesjid Nabawi, kurang lebih 100 meter sudah dapat pintu no. 24-25 (area Laki2). Depan Hotel berderet hotel2 yang ternyata di dalamnya ada Mall wuuuih....okay abaikan mall...berdua dengan kakak tanpa sadar kami telah berada di depan pagar No. 24, asyik hunting2 foto,sambil tetap memperhatikan dari jauh jikalau rombongan akan ke Raudah.
07.30 am
Masih stak di lobi, dengar kabar, ke Raudah batal....yah kok batal...ini gimana sih, akhirnya dengan perasaan sedikit kecewa saya pun berkata ke kakak, jalan2 lagi yuk ke sana, dari pada bengong kayak cacing kepanasan di hotel, malas balik kamar juga, secara sudah mandi, wangi sudah manis (cieee) siap ke Raudah malah batal tanpa sebab yang jelas. Akhirnya nekat berdua jalan-jalan disekitar tempat yang sama tadi, masih hunting foto. Matahari yang sedari tadi bersembunyi malu2 akhirnya memberikan terik yang cukup membuat tubuh terasa haus, saya pun mengajak kakak, yuk sholat dhuha di mesjid sekalian ngadem maksud saya hihi.

09.00 am

kami pun masuk ke dalam area mesjid Nabawi, kami pun jalan saja tanpa arah, mencoba mencari tempat yang sepi buat sholat dhuha. Akhirnya dapat tempat itu, agak sedikit ke depan di area wanita yang saya merasa cukup tenang buat sholat dhuha. Setelah Sholat, duduk-duduk sambil membaca Al-quran yang ada di tempatkan di tiang2 mesjid. Baru mengaji beberapa ayat, tiba2 melintas seorang ibu dengan perawakan seperti orang Turki, saya pun tersenyum menyapa, lalu sang Ibu berbicara kepada kami dengan bahasa Inggris yang tidak jelas, "come on Raudah Raudah" katanya, sambil menghampiri kami dan menarik saya berdiri dari duduk saya. kami pun mengikutinya, ntah dibawa ke mana yang jelas dia mengatakan Raudah, mungkin dia menunjukkan jalan ke sana, batinku. Mungkin sebagian orang Indonesia terutama ibu2 dan gadis2 sepertiku tidak akan mudah percaya sama orang Timur tengah, karena ada statement "jika kamu di Saudi, jangan mau berbicara dengan orang-orang Timur tengah, Arab apalagi orang yang berkulit hitam, tanpa Ustaz atau teman yang sudah kenal Arab, karena mereka itu kasar dan sebagainya yang negatif", but actually statement itu terpatahkan oleh cerita almarhum mama, sewaktu menunaikan ibadah Haji 2011 lalu, justru dia banyak berteman dengan orang2 yang banyak dihindari oleh orang Indonesia, bahkan mereka lebih banyak menolong mama dibandingkan oleh sebangsa sendiri. Dengan keyakinan sama Allah, dan tetap berfikir positif namun tetap waspada, insyaallah siapapun itu selama niat kita baik, kitapun akan dibalasnya dengan baik, itulah yang saya pegang selama di sana, sehingga ketakutan akan statement itu hilang sendiri, dan juga dibekali oleh pengalaman berhadapan dan mengajar imigran2 yang berada di kota saya, sehingga sudah tahu sedikit gimana bersikap kepada orang-orang Timur tengah ini.

Finally, masuklah kami ke suatu area, yang saya masih belum mengerti di mana ini, namun masih area mesjid Nabawi, tetiba ada laskar berteriak, Indonesia Indonesia here here, sini sini katanya sambil melambai kepada saya dan kakak, sang ibu yang sedari tadi saya ikuti hanya memberi kode untuk mengikuti perintah laskar, sambil tersenyum saya mengucapkan terima kasih kepada ibu tadi. Ya Allah saya sudah depan Raudah, Subuhanallah, inikah jalan masuk ke Raudah, masih berusaha untuk tidak meneteskan air mata haru.

Kami pun ikut mengantri, sambil tetap berwirid 
 
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
yang tidak lepas saya ucapkan dari Indonesia, padahal banyak wirid yang lain, namun mungkin sudah tertanam dihati sejak diajarkan mama, yang manfaatnya sungguh saya rasakan dibalik segalah kesulitan yang saya hadapi dimanapun.
Selang beberapa menit, sang laskar perempuan bercadar meminta kami berdiri dan mendorong tubuh kecilku dan kakak masuk ke arah Raudah, terlihatlah Raudah itu (walau sebagian tertutup gorden) namun terlihat begitu Indah, akhirnya pecahlah air mata yang saya tahan sedari kemarin, sambil tetap berjalan maju menggenggam tangan kakak yang waktu itu kesehatannya ada masalah, tetap berwirid, memohon bisa sampai ke depan Raudah, Alhamdulillah kami bisa berada didepan, kulepas sejenak genggaman tangan kakak agar bisa berdoa menyampaikan segala harapan dalam hati, tak lama tapi cukuplah puas menumpahkan segala keluh kesah di hati, walau tak sempat sholat karena situasi semakin sempit, orang-orang semakin banyak saling berdesak2an ingin menggapai Raudah,  selalu ingat pesan Almarhum mama, railah cita-cita/sesuatu semampu mu, jangan memaksa jika memang tidak bisa, berusahlah tetap bersyukur atas apa yang kamu dapatkan. Setelah merasa sudah menyampaikan doa depan Raudah, saya pun kembali menggenggam tangan kakak, membantu dia keluar dari kehebohan jemaah yang semakin membludak, bedoa dan berwirid tak lepas agar terhindar dari segala kekacauan dan nafsu manusia2 yang ingin menyampaikan hajat depan Raudah. alhamdulillah kami pun berhasil keluar dengan selamat.
Kembali ke hotel dan beristirahat, lalu ke Mesjid Nabawi kembali buat melaksanakan ibadah sholat wajib dan sunnah yang lainnya (tak ada tour hari ini bersama rombongan, tour sendiri ke Raudah, yang ternyata rombongan jadi tour ke Raudah, ya wes gak apa2 kan saya sudah sampai juga hehe)





19 Mei 2017 (22 Sya'ban 1438 H) 

Lt. 14 Hotel Andalus, Madinah, Saudi Arabia

Hari ke dua di tanah Haramain, Madinah Al  munawwarah, hari ini schedule tour sesuai pengumuman semalam waktu makan malam, kami akan di ajak ke Mesjid Quba dan tour daerah sekitar Madinah, karena hari itu adalah hari Jumat, maka semua harus berangkat pukul 7.00 pagi (kata salah satu Ustaz, btw kok ini ustaz kelompokku ndak pernah muncul ya? actually penasaran sih, dia jarang nongol diantara ustaz-ustaz yang lain...sudahlah hahaha).

Sesuai schedule, kami sudah siap pukul 7 pagi di lobi, alhasil berangkatnya pukul 9 pagi hahaha, dasar orang Indonesia, namanya ngaret tetap ya 😂. Beberapa Ustaz kelompok lain sudah pada memanggil jemaah nya, lah ustaz kelompok kami belum nongol, ikh nih ustaz ngumpet di mana sih, semua pada gelisah, tiba2 dia nongol, mengambil mikrofon kecil mengumumkan dengan suara beratnya (actually terdengar berwibawa dan tenang kala dengarnya walau sempat bete nungguin dia kagak nongol2) bahwa bus F telah siap dan semua jemaah diharapkan ke bus.

Kami pun tour keliling kota Madinah, dalam bus kembali suara berat berwibawa itu memandu kami sepenjang perjalanan tour, menyimak setiap ceritanya, memotret setiap tempat yang mungkin saya jangkau untuk saya potret. 






Akhirnya kami pun sampai di Mesjid Quba, kami pun berjalan mengikuti langkah sang Ustaz yang penuh misterius itu (secara sajahnya serius pake banget 😓), semua sudah pada masuk ke mesjid, tinggal saya dan kakak yang berjalan pelan, karena kondisi kakinya yang tidak bisa terburu2, tetiba sang Ustaz mengarahkan wajahnya sambil senyum di depanku, kanget bengong, malaikat apa yang melekat di dirinya tiba-tiba senyum manis kayak gula jawa hahaha, sambil berkata "sudah wudhu kan? langsung ke lantai 2 ya, sholat 2 rakaat, trus langsung turun", "iya Ustaz" jawabku manut dalam keherangan, bengong, tidak percaya, dia yang sedari pertama datang di sambut wajah seriusnya, dia yang tak pernah berkeliaran seperti mutawwif2 yang lain, seakan dia punya dunia sendiri, tetiba nongol di depanku dengan tersenyum...alhamdulillah, rezeki anak Soleh (bapak namanya Saleh 😇).
Setelah sholat sunnah 2 rakaat, kami pun kembali berkumpul dititik yang telah ditentukan oleh Ustaz, tapi kami harus menunggu beberapa jemaah yang asyik belanja di sekitar area mesjid Quba, hu uh pasti lama pikirku, saya pun izin ke kakak untuk mengabadikan spot2 yang bagus di kameraku, saya berjalan sendiri berkeliling sebentar mengambil spot buat di potret. Beberapa menit, kakak memanggil sambil melambai kan tangan, saya pun kembali ke sana, heran kenapa dia sendiri, ustaz ke mana? tanyaku, "sudah kembali ke bus, capek nungguin kamu" kata kakak cengingisan, "yeee, kan saya sudah izin mau motret sebentar, ndak sabaran amat" kataku sambil manyun, dan kami pun kembali ke bus, sang ustaz kembali pasang wajah serius...sekarang malaikatnya ngumpet ke mana? 😵.
Kami pun kembali tour, ke kebun kurma, Jabal Uhud, lalu kembali ke Hotel karena para pria akan melaksanakan ibadah sholat Jumat







seperjalanan pulang tour tiba-tiba saya merasa mual dan pusing,  Hanya sempat mendengar kata terakhir sang ustaz sebelum turun dari bus bahwa besok pagi jam 10 diminta berkumpul di ruang resto, iya deh ustaz, pengumumannya udahan, kepala ane pusing, pengen muntah karena kepala sudah terasa mau pecah, dengan segera meninggalkan  rombongan, mampir beli obat di pharmacy dekat hotel, saya hanya membawa persediaan vitamin saja,memutuskan istirahat di kamar sebentar sambil nunggu sholat Asar,  ternyata saya drop juga terkalahkan oleh teriknya matahari yang suhu waktu itu mencapai 39-40 derajat celcius.
obat ampuh anti demam hehe
Siang selepas Jumat, kepala sudah mulai enakan, fine, laksanakan permintaan keluarga, beli oleh2, belanja, hunting2 barang yang susah ditemukan di Indonesia hahaha.Terkadang shoping itu adalah godaan dan penyembuh sakit kepala (halaah)

Ada satu kejadian yang saya alami, jujur spontan saja tapi kebawa sampai kepikiran selama perjalanan ini, saya dan teman kakak memutuskan belanja berdua, karena kakak2 kami memilih beristirahat. Kami pun memasuki salah satu toko pakaian dibelakang hotel kami. Di sambut pelayan pria, iya jujur dari segi wajah angka 8 lah menurutku (saya tipe jarang muji orang loh ya). Saat memilih baju buat tante2, kakak2 sepupu, pria itu melihat saya dari ujung kepala sampai ujung kaki, jujur risih, kayak mau dimangsa, Ya Allah lindungi saya, gini kalo ndak ada mahram zzzzz syedih, dan dia berkata 
"itu big buat kamu?" sambil tersenyum tapi kok macam mesum gitu ya, alamaak matek, wirid terus mengalir, 
lalu saya berkata "ini buat mama and aunt", 
"oh, mamamu adalah mamaku juga" katanya tetap dengan senyum yang bikin illfiil, 
"No" jawabku
"why? are you meried"? tanyanya
"yes (dengan pede berkata sambil memperlihatkan cincin di jari manisku, buat menyakinkan dan melindungi diri dari gelagat yang tidak beres, walau sedikit mulai takut, ancang2 mau kabur)"
"masyaallah, i don't believe, your body still slim, have a children?" tanyanya lagi masih tetap memperhatikan tubuhku, sumpah risih
"yes, have boy and girl" jawabku ngasal padalah mengingat ke dua ponakan yang memang dekat sama aku, sambil tetap wirid memohon ampun karena berbohong, Ya Allah Engkau Maha Tahu hamba melakukannya untuk melindungi diri hamba, batinku.
"subhanallah, where your husband?" masih bertanya tidak percaya
"in hotel, he will pick up me 2 minuts more" jawabku masih ngasal, yang kepikiran malah Ustaz 😅, duh ustaz, maafkan saya, kalo orang ini masih belum percaya, mohon tolong saya, mengakulah walau itu hanya untuk melindungiku, batinku, kenapa saya sampai kepikiran seperti ini. hussh hussh....Akhirnya dia percaya dalam kebingungan karena dia baru melihat wanita telah menikah dan punya anak 2 masih tetap langsing....hu uh bodo wae yang penting selamat dari jahilnya matamu. Terima kasih Ya Allah. Walau jadinya kepikiran si Ustaz kenapa dia yang kepikiran ya? padahal kan banyak yng bisa terlintas, sudahlah, mungkin karena saya hanya penasaran sama keseriusan wajahnya setiap saat 😁 apaan sih.

20 Mei 2017 (23 Sya'ban 1438 H)

No tour, semua pada santai dari mesjid, sarapan, belanja sana sini, ding!!! jam 10 kan di minta ngumpul di resto, sebagai adik yang baik (cieeee), saya duluan turun buat ngecek, pas sampai lobi, lah kemana semua orang2?? Waah telat atau pada masih asyik di kamar masing2 atau masih pada keliaran di toko?. Mungkin masih pada di toko, pikirku, sambil santai megang hape ngecek sosmed,dan ha ha hi hi sama teman2 di WA, tiba2 ada orang berdiri di menghampiriku, kuageeeeet donk, pas noleh eeeh "si ustaz berwajah serius" hihi, beneran pengen buat lelucon biar dia senyum kek zzzzz. "ngumpul di atas ya, kenapa sendiri? mana yang lain?" tanya nya. one by one donk ustaz nanyanya, batinku. "kakak masih di kamar ustaz, lagi siap2" jawabku berusaha jaga senyum biar dia senyum juga, walau tetap aja ngasih wajah datar, huffff gemes zzzz. "ya sudah, tolong di tlp ya, suruh turun, kumpul cepat, sdh mau mulai manasik buat besok" katanya. "iya ustaz, ini mau tak telpon" jawabku, senyum kek, datar amat zzzzz batinku, dan dia pun berlalu tanpa senyum hanya masang wajah datar...hoalaaaaaah bukan Ina nama aku kalo kamu ndak senyum dan tertawa lebar suatu waktu nanti, tunggu saja batinku dipenuhi insting Detektif Conan yang memenuhi kepala, halaah 😂.


to be continue

for all pict, visit my fb on "Around in The World" Album

https://www.facebook.com/inaMissSunshine