Pages

Senin, 03 Juli 2017

Karena AgamaMu yang membuatku jatuh cinta padamu part 1



Assalamu alaikum

setelah sekian lama ndak buka nih blog, saking lamanya lupa kalo punya blog hihi...

banyak sih yang pengen ditulis...seperti biasa blog ini mau dituangkan dengan bahasa saya sendiri, blak-blakan, karena memang blog ini dibuat buat blak-blakan kalo gak tau mau ngomong sama siapa hehe

lanjut kembali ke laptop...

judulnya agak dikit beda dengan tulisan blak-blakan saya sebelumnya, karena ya iya...mmmhhh saya memang lagi merasakan jatuh cinta eeeeaaaa tapi tidak seperti sebelum-sebelumnya, yang jatuh cinta karena "nafsu" dalam artian senang karena dia ganteng, berwibawa dan segala tetek begek jatuh cinta pada umumnya.

sebelum lanjut flash back dulu dikit ke belakang....

setahun lalu, kakak perempuanku biasa gaul dikit manggil sista, mbak, mbok, malah kadang gak sopan manggil apa sih "nippong" ya karena matanya sipit kayak orang Jepang, gak kayak saya yang matanya kayak orang India gitu hahaha narzis...

Dia ngajak saya pergi umroh...mmmhhh tawarannya menarik karena mikir jalan-jalan nih ke luar negeri buat pertama kali (walau sisi hati yang satu berkata...loe yakin mau pergi dengan gaya hidup masih jauh dari yang namanya Soleh --- nama bapak saya Saleh), padahal mimpinya jalan2 ke Jepang dan Belanda (maunya saja...namanya mimpi hahah)

saya tidak segera menjawab, saya minta waktu untuk menjawabnya, walau ada dorongan hati yang lain, terima ajakan itu, mungkin ini yang terbaik...yah terjadi perang batin antara "pergi dan tidak"

alasan logika saya tidak ingin pergi karena saya merasa belum sempurna menjalankan ibadah di keseharian saya, terutama sholat saya, masih sering bolong, apalagi dalam keadaan sibuk tenggelam dalam kerjaan demi berburu yang namanya "money" padalah bukan itu yang membuat tenggelam dalam kerjaan namun karena rasa putus asa gagal lagi untuk ke dua kalinya, dalam suatu hubungan dengan seorang pria, kepergian mama yang begitu tiba-tiba menjadikan saya bukannya tambah dekat dengan Allah, namun menarik ulur kedekatan itu, seakan kepergian mama ada bagian dari diri saya yang hilang, tempatku menumpahkan segala macam masalah hidupku walau dengan pelukannya.

namun alasan logika terpatahkan oleh alasan hati, sampai kapan saya akan begini, kapan saya akan move on dari segala masalah saya, kemana tujuan akhir hidup saya, itu yang menjadi pertanyaan dalam diri sendiri dan logika ku sendiri mampu menjawabnya dengan lantang.

akhirnya dengan tekad yang kuat, saya menerima tawaran kakak untuk pergi umroh, dengan satu keyakinan, saya harus berusaha berubah sebelum saya berangkat.

yah, mementaskan diri menjadi lebih baik adalah kata yang tepat untuk saya waktu itu, berusaha menjadi orang yang lebih sabar menghadapi semua permasalahan walau jujur itu sangat susah melawan ego sendiri.

akhirnya 17 Mei kemarin, saya pun pergi melaksanakan ibadah "Umroh"

-to be continue-